ISRAQ ABIMANYU salah 1 saudara kita yang sudah tertidur selama 57 hari
Abi menggemari Bruno Mars dan komik Conan. Dia juga sangat menyukai , komputer, internet, dan berenang.
Abi senang berenang
Namun ada satu hal yang sangat-sangat identik dengan Abi; wayang! Dia penggemar berat wayang. Sampai-sampai ketika adiknya lahir 8 bulan lalu, Abi ikut memberikan nama. Parikesit. Itu nama yang ia pilih untuk adiknya. Alasannya, "Aku ingin adikku jadi raja, Ma. Di wayang, Parikesit itu raja. Sementara Abimanyu adalah ksatria." Kesit, begitu nama panggilan adiknya.
"Abi biasa saya sebut si lembut hati. Kalau baca puisi yang mengharukan, dia bisa menangis. Begitu juga menonton film yang sedih. Gampang dia berlinang air mata. Anaknya kalem, nggak ngerepotin, dan penurut," mata Mbak Tri berkaca-kaca menceritakan tentang anak sulungnya itu. Terlihat jelas ia bangga.
Lalu datanglah cobaan itu. Awalnya Abi operasi usus buntu. Dan setelah itu kerap merasa pusing dan mual. Meski ia masih bisa beraktifitas, namun tentu saja itu membuat keluarganya khawatir. Apalagi Abi jarang sekali sakit. Setelah sebulan minum obat pusing, maag, penahan rasa sakit dan lain-lain, akhirnya pemeriksaan lari ke CT scan. Lalu ketahuan bahwa ada tumor di kepala Abi. Ukurannya kurang lebih 3 cm, dan ganas. Tindakan pun dilakukan. Segera dioperasi dilakukan. Awalnya penyedotan cairan kepada dilakukan dan sukses. Setelah itu, mereka melanjutkan dengan operasi mengangkat tumor di kepala Abi. Dokter sudah memberitahukan risikonya 50:50. Setelah selesai operasi pertama, Abi tanpa gentar menyetujui operasinya yang kedua.
"Mama nanti akan ada di ruangan kan saat aku dioperasi? Nanti kalau habis operasi aku langsung panggil Mama ya?" begitu katanya. Saya membayangkan wajahnya yang tanpa takut menghadapi operasinya itu. Hebat sekali kamu, Bi!
Mata Mbak Tri tergenang air, meski tak ada yang turun. Sama seperti mata saya. Dan sejak saat itu, Abi belum terbangun. Dokter mengatakan harusnya 1x24 jam dia sudah bangun. Tumor berhasil diangkat 70%. Masalahnya, Abi belum bangun. Dan secara medis mereka tidak tahu penyebabnya. Lalu apa yang bisa mereka lakukan? Berusaha mempertahankan hidup Abi.
Sehari di ruang ICU RS Uki, biaya yang mereka keluarkan untuk ruangan dan lain-lain kurang lebih Rp 4 juta/hari. Dan untuk obat-obatan kurang lebih Rp 1 juta. Saat mempersiapkan operasi Abi, mereka sudah menjual aset yang bisa dijual, namun tetap saja; bagaimana kalau dana sudah habis? Alhamdulillah, mereka sempat mendapat Surat Keterangan Tanda Miskin, dan hanya membayar 25% dari total tagihan. Namun, maksimal pengeluaran untuk SKTM adalah Rp 125 juta, dan jumlah itu habis dalam waktu 1 bulanan saja. Sekarang mereka sedang berusaha mengurus SKTM lagi, sebab mereka tidak tahu kapan Abi akan bangun.
Saat jam 17.00, saya bisa masuk menjenguk Abi. Saat saya menyentuh tangannya, kepala Abi bergerak. Saya tersenyum. Saya remas tangannya pelan. Saya doakan dia dengan setulus mungkin. Ada getaran mengalir dari tubuhnya ke tubuh saya, dan begitu sebaliknya. Abi tahu saya datang, dan kami berkomunikasi dalam bahasa yang ajaib. "Fight for me," entah saya berkhayal atau tidak, tapi itu yang saya rasakan.
(Abi Dan Ibunya)
Saya melihat Mbak Tri berkomunikasi dengan Abi. Kasih sayang
begitu tulus dan sempurna. Sempurna. Beginilah kasih manusia seharusnya.
"Saya tahu pasti Allah SWT sayang sekali sama Abi. Tapi saya mohon,
seandainya boleh, saya mohon diberi kesempatan untuk merawat dan
membesarkan Abi. Beri saya kesempatan lagi..." Mbak Tri mencurahkan
hatinya.Mbak Tri mengelus kepala Abi, menciuminya, membisiki telinganya, dan terkadang, kepala Abi bergerak.
"Abi, bangun, Nak..."
Dan saya pun pergi, membiarkan mereka berbagi momen indah itu berdua.
Abi Bangun yuk !! Kita main. :)
post by : Genta Zikriani IX B
Comments
Post a Comment