Hampir 20 Tahun Aku Hidup
Ya... sudah hampir 20 tahun aku hidup, tepatnya 19 Tahun, 7 Bulan, Dan 6 hari. Hari demi hari kulewati dan tak lupa sambil ku nikmati perjalanan hidup ini. Pastinya semua orang tidak ingin membuat hidupnya sia-sia. Yapp... sama sepeti aku, semua hal yang aku lalui baik itu pilihan ku atau pilihan orang tuaku pasti akan memiliki rahasia besar yang akan ku buka di kemudian hari.
Pada hari sabtu, 24 Oktober 1998 dilahirkanlah bayi perempuan dengan keadaan prematur ( 7 bulan kehamilan ) dengan berat hanya 2,1 KG. Bayi itu menangis indah dan diberilah Retno Okta Martia sebagai nama indahku yang selalu melekat bersamaku selama hampir 20 tahun ini. Kata ibuku, sangat sulit tuk membesarkanku pada saat itu, karena aku terlahir kecil dan pencernaan ku terganggu. Tetapi dengan kekurangan itu semua, ibu ku dapat membesarkanku hingga menjadi Retno yang sekarang ini.

Pada tahun 2003, aku masuk ke sekolah Taman Kanak-kanak (TK) swasta yang berada di daerah pontianak yaitu TK Bina 45. Aku sudah sering telat dari saat aku TK, dan penyakit itu terbawa hingga sekarang. Di TK aku termasuk anak yang pemalu yang tidak terlalu suka bergaul pada anak anak nakal pada masanya. Hanya 1 tahun aku mengenyam TK dan dilanjutkan ke Sekolah Dasar, yaitu SDN 06 Pontianak Timur. Aku termasuk anak yang memiliki dunianya sendiri yaitu bisa dibilang tidak fokus pada apa yang dibicarakan guru malah aku asyik duduk di bawah meja. Tidak salah jika nilai akademik ku tidak tinggi dibanding teman- teman. Tetapi ada hal yang menonjol dari diriku, yaitu seni. Sejak kecil aku sudah sering mengikuti lomba-lomba melukis dan mewarnai dan selalu mendapatkan juara hingga aku duduk di bangku SMP.
Setelah lulus SD, aku melanjutkan sekolah ke SMPN 21 Pontianak Timur. Pada saat SMP, aku ikut dalam lomba Cheerleader, dan sekali lagi bakat seniku keluar. Sama seperti SD, nilai akademikku bisa dibilang standar, tidak tinggi ataupun rendah. Setelah lulus SMP, aku melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Di saat SMA aku mengikuti komunitas seni yang bernama KOPER, yaitu perkumpulan anak yang memainkan alat perkusi yang terbuat dari barang bekas. Aku sangat senang pada masa itu, karena di situ aku dapat banyak belajar seni musik, seperti bermain jimbe, beduk, botol, gitar, biola dan piano. Kami sering di undang di acara pemerintah, kampus - kampus, dan acara olahraga. Dan alhamdulillah nilai akademikku tidak menurun gara gara bakat seniku ini. Aku sangat bersyukur telah memiliki orang tua yang tidak menekankan pada nilai akademik dan selalu menyemangatiku apapun pilihanku.

" Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Letakanlah pada tempat yang tepat. Jangan dipaksakan, Perjuangkan ! "
Comments
Post a Comment